Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Empat ekor beruang muncul di perkebunan warga di Agam
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 08:45:17【Resep】861 orang sudah membaca
PerkenalanSejumlah mahasiswa UNRI sedang memasang kamera treap di Padang Sibalungkiang, Jorong Lubuk Aluang, N

Lubuk Basung (ANTARA) - Sebanyak empat ekor beruang madu (Helarctos malayanus) muncul di areal perkebunan kelapa sawit milik warga Padang Sibalungkiang, Jorong Lubuk Aluang, Nagari atau Desa Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, semenjak satu bulan terakhir.
Salah seorang warga Padang Sibalungkiang Buyung (26) di Lubuk Basung, Jumat, mengangakan empat ekor beruang madu itu terdiri atas dua ekor dewasa dan dua ekor anak.
"Berkemungkinan empat beruang itu satu keluarga yang terdiri dari induk dan anak," katanya.
Ia mengangakan warga menemukan empat ekor beruang madu itu saat mencari brondolan kelapa sawit, Minggu (5/10).
Ketika sedang asik mencari brondolan sawit, mereka melihat empat ekor beruang madu dengan jarak sekitar 20 meter dari posisi mereka.
Setelah itu, mereka langsung menghindar dan pulang ke rumah dengan meninggalkan brondolan sawit tersebut.
"Mereka menghindar dan meninggalkan brondolan sawit. Mereka menyampaikan ke saya terkait temuan itu," katanya.
Baca juga: BKSDA Sumbar lepas liarkan beruang madu yang masuk ke permukiman warga
Ia mengakui beruang muncul semenjak satu bulan lalu dan terakhir ditemukan warga sedang mencari makan di lahan kelapa sawit ngak jauh dari rumah warga pada Kamis (9/10).
Beruang madu tersebut muncul di sekitar perkebunan warga dan bahkan sampai belakang rumah.
Atas kejadian itu, masyarakat cemas mengingat aktivitas anak-anak di kebun cukup ramai untuk mencari brondolan sawit.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ade Putra mengaku telah menurunkan petugas beserta mahasiswa Universitas Negeri Riau (UNRI) untuk melakukan penanganan kemunculan satwa dilindungi sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Petugas dan mahasiswa melakukan verifikasi lapangan berupa wawancara dengan masyarakat yang menemukan satwa, mencari jejak cakaran dan lainnya.
"Petugas dan mahasiswa menemukan jejak cakaran di pohon kelapa, jengkol, bekas makanan dan cakaran di tumpukan tanah," katanya.
Ia menyebut jumlah beruang yang muncul belum bisa dipastikan dan petugas memasang kamera jebak dalam memastikan satwa, jumlah dan pergerakannya.
Sebelumnya, BKSDA Sumbar telah memasang dua kandang jebak di Jorong Kampuang Dagang, Nagari Bawan dengan jarak sekitar lima kilometer dari Padang Sibalungkiang.
Baca juga: Beruang madu hasil evakuasi BKSDA Jambi lahirkan seekor anak
Baca juga: BKSDA Sumbar siapkan kandang jebak atasi Beruang Madu masuk pemukiman
Baca juga: Kemenhut bongkar jaringan perdagangan satwa liar antar-pulau di Malang
Suka(8413)
Artikel Terkait
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
- Iran kecam pelanggaran berulang Israel terhadap gencatan senjata di Gaza
- TNI AL benarkan satu pecatan prajurit terlibat penyekapan di Tangsel
- Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya
- RI menyiapkan 500 ribu tenaga kerja terampil dikirim ke luar negeri
- BGN sebut Perpres Tata Kelola MBG sudah rampung, tinggal dibagikan
- Rangkaian alergi bisa berkembang dipicu faktor eksternal
- Menko PM minta Kepala SPPG disiplin untuk cegah penyelewengan
- Rockefeller Foundation apresiasi inovasi SPPG Polri
- BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan
Resep Populer
Rekomendasi

Dokter sebut diet tanpa mengonsumsi karbohidrat itu salah

Polres Lombok Timur usut penyebab keracunan pelajar setelah santap MBG

BGN terapkan prinsip zero defect ala pandemi untuk MBG

Melihat dunia "gemoy"

Rekomendasi acara gratis untuk isi libur akhir pekan di Jakarta

Polres Lombok Timur usut penyebab keracunan pelajar setelah santap MBG

Polres Lombok Timur usut penyebab keracunan pelajar setelah santap MBG

Kisah perempuan Gaza: Menjaga asa sebagai ibu dan dokter saat konflik